Saya merasa kalau Bapa di sorga itu Pribadi yang suka membuat shock terapi, sekaligus pengajar dan pendidik yang baik buat anak-anakNya.
Kejadian baru saja saya alami. Hari Kamis pagi, (4/2) saya bangun tidur dan melakukan aktifitas seperti biasanya. Setelah mandi, saya dan istri, bersiap untuk berangkat kerja. Saya mengenakan jaket saya, dan mengambil kunci motor. Ketika ingin memanaskan motor, saya bingung dan terkejut, karena motor saya tidak ada di halaman rumah yang masih terkunci. Jujur, saya kalut. Gak tahu mesti berbuat apa. Saya panggil pembantu-pembantu yang ada masih sedang mengerjakan tugasnya, dan saya tanya sama mereka perihal motor saya, apakah ada yang memakainya.
Lalu, seorang dari mereka membuat kesimpulan dari ingatannya, bahwa semalam mereka tidak dibawa masuk motor saya. Kami membuka cafe kecil di garasi mobil yang tidak terpakai. Biasanya, motor itu memang dimasukkan kalau semua sudah mau tutup. Tapi malam itu mereka tidak membawanya.
Namun, dalam keadaan seperti itu, saya belajar tetap tenang. Kemudian saya merespon dengan baik : bersyukur! Itu saja yang bisa saya dan istri lakukan, walaupun dia terlihat gusar. Lalu saya mengajaknya pergi kerja dengan kendaraan umum. Sepanjang perjalanan saya berusaha menyanyi, menahan air mata yang rasanya sudah dipinggir kelopak bawah mata. Saya tetap bilang sama Tuhan kalau Tuhan itu baik, dan semua kejadian itu pasti Tuhan tahu.
Saya tidak mengerti apa maksud Tuhan dengan semua kejadian itu. Saya terus berdoa sepanjang hari. Saya menyempatkan diri masuk ke dalam ruang doa di gereja, karena kebetulan saya bekerja sepenuh waktu di GSJA Bansel. Saya berdoa, mohon anugerah Tuhan. Saya banyak bicara pada Tuhan, mohon ampun atas semua kelalaian saya, dan mohon belas kasihannya. Ya, saya katakan, kalau Tuhan memang ingin mengambil, itu hak Tuhan. Saya sudah belajar dari dulu, "God gives, God takes". Semua miliknya. Dan saya juga bilang ketidakmampuan saya untuk membeli motor baru saat ini. Setelah doa saya selesai, rasanya lega telah bercerita sama Tuhan. Saya tidak lagi merasa keberatan atas semua ini.
Pulang dari kantor, saya pulang diantar teman kemudian melanjutkan naik transportasi umum ke rumah. Di sepanjang perjalanan, saya merasa ada suara yang berulang-ulang di hati saya bahwa motor saya sudah ada di rumah. Terus menerus. Saya sempat bilang sama Tuhan, agar jangan memberi saya pengharapan palsu. Kalau memang mau hilang, saya sudah ikhlas.
Sampai di rumah, ada mama, dua orang adik saya, anak saya dan seorang pembantu senior yang sedang menunggu di depan rumah. Wajah mereka terlihat ceria. Mereka menggoda saya. Saya tetap tersenyum dan tertawa membalas candaan mereka. Lalu mama saya bilang motor saya ada di pos RW di daerah rumah kami. Puji Tuhan! Saya berseru dalam hati.
Ternyata, saat motor itu belum dimasukkan ke dalam rumah, tukang bakmi yang kebetulan mangkal pas di depan rumah kami menggedor pintu kami hampir sejam di tengah malam. Tapi tidak ada yang bangun. Karena dia juga sudah mau pulang, akhirnya dia menitipkan motor itu ke hansip dan kemudian dibawanya ke pos RW.
Tuhan mengajarkan banyak hal secara pribadi. Tetapi intinya, saya belajar jujur akan keadaan saya sama Tuhan, dan Dia begitu mengerti! Tuhan, Engkau memang baik!
Yan