Penelitian menunjukkan, setiap kali sedang down, tubuh kita selalu merasa membutuhkan karbohidrat. Makanan yang manis-manis bisa membuat Anda merasa nyaman dalam waktu singkat, tetapi ini juga akan menyebabkan mood Anda akan menurun dengan cepat.
Hal tersebut diungkapkan oleh Judith Wurtman, PhD, peneliti dari Massachusetts Institute of Technology, Amerika Serikat. Ia dan suaminya, profesor Richard J Wurtman, sejak lama tertarik meneliti kaitan antara karbohidrat dan kondisi emosi seseorang. Hasil penelitiannya dipublikasikan dalam Scientific American pada tahun 1989 dan berbagai jurnal kesehatan lain.
Wurtman menjelaskan, orang yang ketagihan (craving) karbohidrat sanggup mengonsumsi tambahan 800 kalori dari kebutuhan kalori normal. Bila orang tersebut kegemukan, biasanya mereka akan berusaha membakar kalori dengan berolahraga lebih keras atau makan sedikit di waktu makan.
Orang yang punya keinginan mengonsumsi lebih banyak karbohidrat juga dilaporkan merasa lebih nyaman, stresnya berkurang dan bisa tidur lebih nyenyak setelah mengunyah makanan mengandung gula.
Menurut Wurtman, mood kita memang jadi membaik 20 menit setelah melahap karbohidrat. "Ini karena saat makan karbohidrat, tubuh kita melepaskan hormon serotonin (hormon senang) lebih banyak," paparnya.
Tetapi, perlu diingat juga bahwa mood tadi akan dengan cepat menurun lagi. Kemudian Anda akan merasa butuh karbohidrat lagi, begitu seterusnya hingga Anda tak menyadari tubuh Anda sudah tergolong obesitas.
Ketagihan Karbohidrat, Tanda Stres?
Bila Anda tiba-tiba merasa ingin makan donat, cokelat atau snack lain saat sedang dikejar deadline atau setelah mengingat pertengkaran dengan suami semalam, itu bukanlah tanda Anda sedang lapar. Namun bisa jadi karena Anda sedang dilanda stres.
|
|